Rabu, 08 April 2009

Kontribusi Inovasi Pendidikan

PENDAHULUAN

Dalam konteks pendidikan, ikhtiar pembaharuan dalam bidang pendidikan terus menerus digulirkan, baik di negara-negara maju maupun negara yang masih berkembang, termasuk negara kita. Banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum dan sebagainya yang mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam berbagai bidang antara lain : usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi pendidikan. Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Tanah Air.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inovasi Pendidikan
Banyak para ahli yang merumuskan pengertian tentang inovasi dan difusi inovasi, termasuk inovasi pendidikan. Adanya keragaman pemahaman definisi inovasi tersebut adalah sesuatu yang wajar disesuaikan dengan kajian ataupun fokus yang menjadi pusat perhatiannya. Telaah inovasi, termasuk inovasi pendidikan akan selalu melibatkan sistem inovasi (innovation system) yang mengkaji tentang tahapan persiapan dan implementasi inovasi kepada masyarakat dengan melibatkan berbagai unsur yang satu sama lain saling terkait. Dalam sistem ini juga dikemukakan bagaimana ide lahir, dikembangkan dan dikomunikasikan, sampai tahap adopsi dan penyelarasan inovasi dengan situasi kondisi masyarakat yang mengadopsinya.
Stephen Robbins (1994) menyebut inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses, dan jasa. Di sini, Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal utama yaitu :

1. Gagasan Baru
Yaitu adanya gagasan baru (new ideas) dari suatu olah pikir dalam mengamati suatu fenomena yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan. Gagasan baru ini bisa berupa penemuan (invention) dari suatu gagasan pemikiran, ide, sistem, sampai pada kemungkinan gagasan yang mengkristal.

2. Produk dan Jasa
Yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan baru yang ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian, dan percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih kongkrit, dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan diimplementasikan termasuk hasil inovasi di bidang pendidikan.

3. Upaya Perbaikan.
Adalah usaha sistimatis untuk melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikan (improvement) yang terus menerus sehingga buah inovasi itu bisa dirasakan manfaatnya dana berguna, termasuk inovasi pendidikan.
Sedangkan, Santoso S. Hamidjojo seperti dikutip Abdulhak (2002) menyatakan bahwa inovasi pendidikan sebagai “suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu, termasuk dalam bidang pendidikan”. Inovasi tidak hanya sekedar terjadinya perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan lainnya. Dalam perubahan yang tergolong inovasi disamping terjadi yang baru mesti terdapat unsur kesengajaan, unsur kualitas yang lebih baik dari sebelumnya dan terarah pada peningkatan berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan ataupun pemikiran cemerlang di bidang pendidikan yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik pendidikan tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan pendidikan ataupun proses pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.

B. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikan

Inovasi pendidikan merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu, yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat. Sedangkan difusi inovasi pendikan diartikan sebagai penyebarluasan dari gagasan inovasi pendidikan tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan dengan mengunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di antara anggota sistem sosial masyarakat. Dengan demikian difusi inovasi pendidikan adalah proses untuk mengkomunikasikan suatu inovasi dalam bidang pendidikan kepada anggota suatu sistem sosial melalui saluran komunikasi tertentu dan berlangsung sepanjang waktu. Dalam prosesnya, difusi inovasi pendidikan tak serta merta gampang dilaksanakan . Proses difusi inovasi dibutuhkan waktu yang cukup lama, bulanan atau bahkan mungkin tahunan, untuk menjadikan produk inovasi dapat diadopsi oleh seseorang atau kelompok masyarakat.
Dalam kaitan proses difusi inovasi itu, Rogers (1983) mengemukakan ada empat ciri penting yang mempengaruhi difusi inovasi, termasuk inovasi pendidikan, yaitu:

1. Esensi inovasi itu sendiri

Dalam kaitannya dengan esensi inovasi, paling tidak ada tiga hal yang berkaitan erat, yaitu :teknologi, informasi dan pertimbangan ketidakpastian; dan reinovasi. Dalam kadar tertentu, makna “inovasi” sering identik dengan “teknologi” yang digunakan. Kata “teknologi” itu sendiri diartikan sebagai “a design for instrumental action that reduces the uncertainty in the cause effect relationship involved in achieving in desired outcomes”. Teknologi adalah suatu disain aksi kegiatan yang ditempuh guna mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dari hasil yang ingin dicapai. Bentuk teknologi itu sendiri, berupa (i) perangkat keras, dan (ii) perangkat lunak. Dengan demikian, adanya teknologi, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam difusi inovasi, adalah antara lain untuk menjawab persoalan dalam hal mengurangi ketidakpastian masa depan.

2. Saluran komunikasi;

Komunikasi adalah sesuatu yang berkaitan dengan “Siapa mengatakan atau mengemuakakan apa, dengan saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai)”. Sedangkan Shannon dan Weaver menyebut komunikasi sebagai “all procedures by which one mind may affect another”. Komunikasi adalah semua prosedur tentang pikiran seseorang yang dapat mempengaruhi pihak lain. Salah satu ciri komunikasi ini adalah adanya penyandian yang dilakukan pengirim pesan dan interpretasi oleh penerima, serta antisipasi kemungkinan adanya gangguan (noises) dalam proses komunikasi yang berlangsung. Difusi inovasi tak serta merta gampang dilaksanakan. Persoalannya, seolah ada pemisah antara dua pihak yang berkomunikasi termasuk hal-hal yang yang diketahui sebagai produk inovasi, dengan kemungkinan implementasinya di masyarakat. Oleh sebab itu, dibutuhkan waktu yang cukup lama, bulanan atau bahkan tahunan, untuk menjadikan difusi inovasi dapat diadopsi oleh seseorang atau kelompok masyarakat.

3. Waktu dan proses penerimaan;

Waktu merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi. Proses keputusan inovasi pada hahekatnya adalah suatu proses yang dilalui individu atau kelompok, mulai dari pertama kali adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan keputusan untuk menerima atau menolak, implementasi inovasi, dan konfirmasi atas keputusan inovasi yang dipilihnya. Berikut adalah tahapan dari model proses keputusan inovasi, yaitu :

• Tahap Pengetahuan (knowledge); Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok, membuka diri terhadap adanya suatu inovasi serta ingin mengetahui bagaimana fungsi dan peran inovasi tersebut memberi konstribusi perbaikan di masa mendatang.

• Tahap bujukan (persuation); Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok, mulai membentuk sikap menyenangi atau bahkan tidak menyenangi terhadap inovasi.

• Tahap pengambilan keputusan (decision making); Yaitu tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktifitas yang mengarah kepada keputusan untuk, menerima atau menolak inovasi tersebut.

• Tahap Implementasi (implementation); Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok menerapkan atau menggunakan inovasi itu dalam kegiatan organisasinya.

• Tahap Konfirmasi (confirmation); Yaitu tahap dimana seseorang atau kelompok mencari penguatan terhadap keputusan inovasi yang dilakukannya.

4. Sistem sosial.

Sistem sosial merupakan berbagai unit yang saling berhubungan satu sama lain dalam tatanan masyarakat, dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa hal yang dikelompokan sebagai bagian atau unit dalam sistem sosial kemasyarakatan antara lain meliputi : individu anggota masyarakat, tokoh masyarakat, pemimpin formal, kiai, kelompok tertentu dalam masyarakat. Kesemuanya secara nyata, baik langsung ataupun tak langsung mempengaruhi dalam proses difusi inovasi yang dilakukan . Inovasi yang dilakukan termasuk perubahan di bidang pendidikan, direncanakan dan diorganisasikan sedemikian rupa sesuai dengan social system yang dianut. Yang dimaksud dengan sistem sosial dalam pendidikan misalnya : lembaga sekolah (dasar, menengah, dan pendidikan tinggi), masyarakat pendidikan, malahan mungkin menjamah sistem organisasi yang lebih luas lagi yang berkaitan langsung dengan layanan pendidikan.

C. Kontribusi Inovasi Pendidikan

Pada dasarnya upaya pembaharuan pendidikan pada beberapa pengalamam pembaharuan yang sudah dan sedang berjalan, tertuju pada peningkatan mutu proses dan produk sistem pendidikan nasional kita, yang menyangkut peningkatan pemerataan kesempatan belajar. Bersamaan dengan itu melalui berbagai pembaharuan tersebut terkandung pula tujuan yang lebih penting yakni meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta relevansi sistem pendidikan nasional dengan kebutuhan masyarrakat dan pembangunan nasional.
Menurut Poensoen dalam Santoso S Hamidjojo (1974) mengungkap secara gamblang tentang tiga kecenderungan konstribusi difusi inovasi, khususnya dalam bidang pendidikan, yaitu :

1. Difusi inovasi pendidikan cenderung mengembangkan dimensi demokratis. Difusi inovasi yang dilaksanakan mengemban misi untuk meninggalkan konsepsi pendidikan yang terbatas bagi kepentingan elite tertentu, menuju pada konsepsi pendidikan yang lebih demokratis. Hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan pemerataan atau perluasan kesempatan memperoleh dan menikmati pendidikan sesuai dengan kemauan, kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Kecenderungan ini ditandai dengan berubahnya berbagai macam kebijaksanaan dan peraturan, mulai dari anggaran belanja sampai adanya bantuan khusus bagi masyarakat kurang mampu,pengaturan kembali sistem ujian, pengadaan kelas atau sekolah khusus untuk mempermudah orang masuk sekolah, atau masuk dan melanjutkan kembali ke sekolah atau program pendidikan luar sekolah dan sebagainya.

2. Inovasi pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan yang berat sebelah dalam peningkatan kemampuan pribadi di antara pengetahuan, sikap dan keterampilan, menuju pada konsepsi pendidikan yang mengembangkan pola dan isi yang lebih komprehensif dalam rangka pengembangan seluruh potensi manusia secara meneyeluruh dan utuh. Pendidikan yang inovatif hendaknya dapat mengembangkan segenap potensi manusia tidak hanya aspek intelektualnya saja, tetapi mencangkup seluruh aspek kepribadiannya secara bulat.

3. Pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari konsepsi pendidikan yang bersifat individual perorangan, menuju ke arah konsepsi pendidikan yang menggunakan pendekatan yang lebih koorperatif. Dari konsepsi pendidikan yang boros menuju pada konsepsi yang lebih efektif, efisien dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.

Dalam kaitan dengan konstribusi inovasi pendidikan di Indonesia, kita telah banyak melakukan berbagai inovasi pendidikan dalam skala luas dengan biaya yang cukup besar, atau pun inovasi pada skala kecil dengan biaya yang sederhana, baik yang telah dilaksanakan ataupun sedang dirintis dalam sistem pendidikan nasional kita yaitu :
1. Telah dikembangkan adanya orang tua asuh, program pemberantasan buta huruf melalui kejar paket A, program kejar usaha, adanya SMP terbuka, wajib belajar mulai dari tingkat sekolah dasar, dan kini sudah mulai pada program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun pada tingkat SLTP, dan berdirinya Universitas Terbuka. Semua itu menggambarkan kecenderungan pengembangan konsepsi pendidikan yang lebih demokratis.

2. Upaya pengembangan pembelajaran terpadu atau pengajaran unit melalui kegiatan pengajaran proyek dengan cara belajar siswa aktif (CBSA), ataupun akhir akhir ini dikembanhgkan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan meneyenangkan (PAKEM) aaraatupun contekstual learning imerupakan berbbagai ikhtiar ke arah upaya pembaharuan pendidikan yang mengembankan segenap potensi individu secara menyeluruh dan utuh.

3. Proyek pendidikan anak oleh masyarakat dan orang tua asuh (PAMONG), pengembangan sekolah dasar kecil (SD Kecil), program bantuan profesional bagi Guru SD dan pengembangan cara belajar siswa aktif (CBSA), ataupun akhir akhir ini dengan program guru bantu sementara (contract teachers), pemberian bantuan langsung kepada sekolah (school block grant), pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

PENUTUP

Dari uraian tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa perhatian utama pembaharuan pendidikan yang dilaksanakan di negara kita tertuju pada upaya mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik dalam arti menigkatkan pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan pemerataan pelayanan pendidikan, meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, meningkatkan efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan, peningkatan kesesuaian proses dan hasil pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan, serta meningkatkan kesadaran dan kegemaran masyarakat untuk senantiasa belajar sepanjang hayat.
Melalui inovasi atau perubahan yang ditawarkan diharapkan bisa memperbaiki atau meningkatkan ke kondisi yang lebih baik. Perubahan lahir karena ada tantangan, dan tantangan ini merangsang untuk terjadinya pembaharuan ataupun perubahan, termasuk perubahan sistem pendidikan di Indonesia. Lahirnya berbagai proyek pembaruan pendidikan misalnya, antara lain karena munculnya sejumlah persoalan pelik dalam pelaaksanaan pendidikan dasar mulai dari : mutu belajar siswa yang turun sehingga ada pemberian beasiswa ataupun peningkatan kemampuan profesional guru, kekurangan guru antara lain ditawarkan Guru bantu sementara, gedungyang rusak parah, dicoba dengan pembangunan gedung secara swakelola dengan melibatkan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak. 2000. “Pelaksanaan Inovasi Pendidikan” dalam Pengantar Pendidikan. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Danim, Sudarwan.2002.”Inovasi Pendidikan” dalam Upaya peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia
Udin Saefudin S dan Ayi Suherman. “Inovasi Pendidikan”. Bandung : UPI Press.